TUGAS PERSPEKTIF GEOGRAFI
1.
Catat perubahan-perubahan besar yang terjadi dalam
lingkungan secara global
selama abad 20.
selama abad 20.
Kecenderungan perubahan lingkungan di abad 21
Perkiraan
menurut kondisi fisikal alami dan kehidupan saat ini. Ini sudah abad 21.
a.
Penduduk semakin banyak
Pada
tahun 1961 baru 70 juta. Tapi rentang 60 tahun, telah berlipat tiga kali.
Keadaan tersebut dipengaruhi oleh adanya proses kelahiran dan kematian. Sekrang
jumlah indonesia jumlah 230 juta jiwa. Selama 35 tahun mendatang dengan
pertumbuhan 2,5 % menjadi 260 juta jiwa. Kita sendiri yang menjadi momok.
Bagaimana ketika manusia ada tetapi makanan tidak ada. Kita hanya memikirkan
apa kebutuhan kita, tetapi tidak memikirkan apa kebutuhan ternak kita, apa
kebutuhan padi kita, apa kebutuhan rumput kita.
b.
Penduduk semakin padat
Tempat
untuk membangun rumah telah menempati lahan yang produktif. Padahal itu menjadi
sokoguru pangan kita. Jika lahan itu semakin hilang, maka ketahanan pangan akan
semakin retak. Lahan serapan sudah tidak ada, hutan tidak lagi berfungsi
menahan air, makin banyak endapan yang dibawa ke laut.
c.
Banyaknya polutan di muka bumi ini
Semakin
banyak penduduk, semakin padat penduduk, semakin banyak orang yang menghasilkan
sisa konsumsi, maka semakin banyak pula polutan yang dihasilkan oleh
manusia. Kualitas udara semakin buruk.
Pada suatu ketika terjadi produksi hama tumbuhan yang luar biasa. Tampaknya ada
siklus hama. Hama inilah yang kemudian merubah pola kehidupan disuatu wilayah.
Dampaknya nyawa manusia akan terancam.
d.
Kehidupan banyak mengalami tekanan/
stress
Hidup
itu sebenarnya enak di desa atau di kota? Secara kultural atau secara
struktural dalam mengidentifikasi kota?
e.
Suhu semakin meningkat
Bumi
semakin panas. Semakin panas di bumi yang tidak kuat ada daerah polar. Jika es
mencair maka terjadi naiknya permukaan air laut. Naiknya permukaan air laut itu
serentak dan bisa merambah pada semua wilayah di dunia.
f.
Pusat perkotaan meningkat
Maksudnya
kisaran orang yang keluar dari sismtem mata pencaharian pertanian semakin
berkurang. Orang-orang yang dikota bisanya diisi oleh kelompok urban. Biasanya
orangnya berpendidikan tinggi. Kota menurut perkiraan, jumlah perkotaan dari 30
menjadi 300
g.
Eksploitasi sumber daya alam
Eksploitasi
tambang dan mineral lambat laun akan mempengaruhi kenyamanan lingkungan
sekitar. Apalagi daerah yang kualitas unsuur haranya berkurang. Maka yang
terjadi adalah tidak tumbuhnya tumbuhan tani. Dengan demikian akan terjadi
adalah bencana alam yang maha dahsat.
h.
Kendaraan bertambah
Data
saat ini, kendaraan bermesin telah meningkat dari puluhan ribu menjadi sekitar
0,5 miliar. Tentu keadaan ini akan meningkatkan produksi karbon yang akan
mengancam kehidupan manusia dengan banyaknya penyakit di tubuh manusia karena
karbon.
Akhir-akhir
ini indonesia makin terpuruk. Berulangkali di televisi kawasan indonesia (jawa
barat, dan jawa timur) terjadi banjir. Mulai tahun 2010 kita semakin bingung
mana musim kemarau masa musim panas. Hal
ini disebabkan karena global warming. Dengan demikian sektor pertanian,
persawahan, dan nelayan mengalami ketidak menentuan. Global warming telah
menciptakan curah hujan yang tidak menentu. Yang menentukan itu adalah empat
hal itu yaitu atmosfer, litosfer, hidrosfer, dan biosfer. Yang kedua adalah
orang yang menentukan dari hitam putihnya empat unsur tersebut. Ada jalan
keluar dalam mensikapi air yang melimpah yaitu dengan normalisasi bengawan yang
ada.
Jika
manusia tidak sehat, maka kualitas mental juga akan tidak sehat. Yang terjadi
kemudian adalah pikiran manusia yang ingin merusak alam dan antar sesama.
Padahal manusia lahir didunia ini untuk membangun alam dan antar sesama.
i.
Perilaku ekonomi bertambah
Pada
saat ini yang merusak lingkungan adalah perkembangan dan pertumbuhan ekonomi.
Namun perkembangan dan pertumbuhan ekonomi adalah mutlak. Namun jika penuhi
kebutuhan ekonomi dicukupi dari lingkungan, maka ang ternjadi adlaah
2.
Apa yang dimaksud
negara-negara maju, negara-negara berkembang dan negara-negara terbelakang ?
Sebutkan dengan beberapa contoh!. Dapatkah Andamembuat argumen untuk kasus yang
bertalian dengan peran ketiga kelompok negara tersebut dalam komunitas
lingkungan secara global?
Bagaimana perspektif geografi dalam memandang dikotomi negara
(maju, berkembang, dan terbelakang)? Bagaimana klasifikasi dari negara-negara
di atas dan hubungannya dengan lingkungan?
a. Negara-negara
maju adalah sebutan untuk negara yang menikmati
standar hidup yang relatif tinggi melalui teknologi tinggi dan ekonomi yang
merata.
Ciri Negara maju:
1. Sebagian besar pendapatan negara didapat dari industri
2. Pendapatan perkapita tinggi
3. Angka kematian kecil
4. Tingkat pendidikan tinggi
5. Iptek telah dikuasai
6. Keadaan perekonomian lebih baik
7. Sebagian penduduk tinggal di kota
8. Fasilitas di segala bidang terpenuhi
9. Timbulnya krisis lingkungan segera diatasi
10. Ekspornya lebih tinggi daripada impor.
Contoh negaranya: Austria, Belgia, Denmark, Finlandia,
Prancis, Jerman, Yunani, Irlandia, Italia, Luxemburg, Belanda, Portugal, Spanyol, Swedia, Andorra,
Islandia, Monako, Norwegia, San Marino, Swiss, Australia, Kanada, Korea
Selatan, Hongkong, Israel, Selandia Baru, Amerika
Serikat, Kanada , dan Jepang.
b. Negara-negara
kelompok kedua (Negara
berkembang): adalah negara dengan rata-rata pendapatan yang rendah,
infrastruktur yang relatif terbelakang, dan indeks perkembangan manusia yang
kurang dibandingkan dengan norma global.
Ciri-cirinya:
1. Aktivitas penduduknya sebagian besar bersifat agraris.
2. Kurangnya kesempatan kerja
3. Modal perorangan kecil
4. Pendapatan perkapita kecil
5. Jumlah tabungan kecil bagi sebagian besar masyarakat
6. Adanya impor barang primer
7. Fasilitas masih kurang
8. Belum menguasai teknologi
9. Angka kematian tinggi
10. Ilmu pengetahuan rendah.
Pada
umumnya mempunyai corak sedang mengembangkan aktivitas ekonominya. Contoh: negara-negara di Amerika Utara, Tengah, dan
Karibia ( Bahamas, Barbados, Costa Rica, Cuba, Rep. Dominika, El Savador,
Guatemala, Honduras), Negara-negara di Amerika Selatan ( Bolivia, Colombia,
Chile, Ekuador, Paraguay, Peru, Suriname, Uruguay), Negara-negara di Asia
(Afghanistan, Bahrain, Brunai, Burma, Mongolia, Nepal, India, Indonesia,
Malaysia)
c. Negara-negara kelompok ketiga (Negara terbelakang) adalah negara yang ditandai oleh kemiskinan,
kota yang dipadati oleh pengemis, jarang memiliki persediaan industri,
persediaan listrik yang tidak memadai, tidak memiliki jalan raya dan kereta api
yang cukup, pemerintah belum dapat memberikan pelayanan yang memadai,
komunikasi yang buruk, rumah sakit dan lembaga pendidikan yang sangat sedikit,
penduduk sebagian besar buta huruf, sistem perbankan yang jelak. Contoh: negara Bangladesh, Somalia, Sudan, Eritrea, Haiti dan Yaman.
Peran
ketiga kelompok negara tersebut dalam komunitas lingkungan global yaitu Mewujudkan suatu Kehidupan yang
harmonis, ada keseimbangan antara aktivitas manusia dan daya dukung lingkungan
alam. Meskipun secara geografis dampak yang ditimbulkan pada lingkungan cukup
bervariasi, baik yang bertalian dengan kepadatan penduduk, tata guna lahan,
maupun tingkat konsumsi serta karakteristik di masing-masing wilayah yang
berbeda-beda, baik dilihat secara lokal maupun regional. Namun, ketiganya
merupakan satu kesatuan kehidupan dalam satuan lingkungan global, baik dilihat
dari segi manusianya maupun jalinan dalam suatu bentuk kehidupan. Ini berarti
bahwa kita semua ikut memanfaatkan sumberdaya sekaligus juga harus menerima
resiko yang ditimbulkannya sehingga apabila terjadi kesalahan dalam pengelolaan
dalam salah satu wilayah tertentu akan dapat berdampak kepada wilayah lainnya
atau bahkan lingkungan secara global. Meskipun solusi terhadap krisis
lingkungan ini bertalian erat dengan kondisi masing-masing wilayah ataupun
negara dengan bentuk solusi yang spesifik dan berbeda, namun dampak yang
ditimbulkan akan dapat pula dirasakan oleh wilayah lainnya secara lebih luas.
Contoh
kasus:
Kebakaran
hutan di Propinsi Riau mulai dianggap masalah global karena negara kita
merupakan penyumbang besar terhadap perubahan iklim di dunia. Indonesia
merupakan penghasil emisi gas rumah kaca terbesar ketiga di dunia setelah Cina
dan Amerika Serikat dan hal ini sebagian disebabkan oleh deforestasi, konversi
lahan dan kebakaran hutan yang mengakibatkan jumlah Karbon dioksida (CO2)
yang terlepas ke atmosfer banyak. Karenanya tim Greenpeace Asia Tenggara
menuntut pemerintah untuk dapat menghentikan kebakaran hutan yang telah menjadi
ancaman global terhadap perubahan iklim di bumi.
3.
Buat simpulan mengenai
prospek global untuk abad 21 yang bertalian dengan kondisi penduduk dunia,
perkembangan ekonomi, lingkungan serta tataguna lahan!. Kelompok negara mana
yang cukup berpengalaman dalam tingkat pertumbuhan penduduk yang terbesar dan
bagaimana peluang yang dapat diharapkan dalam kesenjangan ekonomi antara
negara-negara yang kaya dan dan negara-negara termiskin?
Ada 3 simpulan
mengenai prospek global untuk abad 21 yang bertalian dengan kondisi penduduk dunia, perkembangan
ekonomi, lingkungan serta tataguna lahan yaitu:
1. Penduduk dunia akan
bertambah antara 2-5 miliar jiwa yang sebagian besar akan terjadi di lingkungan negara-negara
miskin. Tekanan terhadap sumberdaya seperti meluasnya
lahan yang nganggur (tak produktif) dan kekurangan air bersih akan terus berlanjut serta tingkat perolehan
bahan pangan perkapita akan menjadi semakin
menurun. Tanpa adanya peningkatan pendapatan di negara-negara miskin akan mengakibatkan mereka hanya
memiliki daya beli rendah sehingga tak
akan dapat menjadi pasar baru bagi perkembangan ekonomi secara global.
2. Sumberdaya tertentu
(bahan bakar fosil) yang diperlukan untuk pengembangan ekonomi
akan menurun dan akan membatasi perkembangan ekonomi serta menekan perkembangan gaya hidup
konsumerisme negara maju.
3. Kebutuhan produk
untuk konsumen akan meningkat, namun kapasitas peningkatannya tak seimbang
dengan kebutuhan negara-negara miskin. Dalam memasuki era kemajuan baru
tersebut tampaknya kesenjangan yang terjadi antara negara-negara maju dan
negara-negara berkembang dan miskin akan terns melebar sebagai akibat makin
bertambahnya jumlah penduduk yang cukup besar di negara-negara miskin.
Peluang yang dapat diharapkan dalam
kesenjangan ekonomi antara negara-negara yang kaya dan negara-negara termiskin
adalah dalam pemenuhan kebutuhan pokok tiap individu yang semakin banyak untuk
negara miskin karena jumlah penduduknya yang banyak, bisa jadi adanya kekurangan bahan makanan (timbulnya
kelaparan). Negara miskin akan merasa kesulitan dalam pemenuhan kebutuhan
pokoknya, sehingga harus mendatangkan dari negara-negara kaya (mengimpor).
Kebutuhan produk untuk konsumen akan meningkat pada negara miskin, kapasitas
peningkatan negara-negara kaya tak
seimbang dengan kebutuhan negara-negara miskin. Situasi inilah yang disebut
dengan kesenjangan ekonomi. Di sisi lain,
muncul istilah kapitalisme dalam bentuk negara yang kuat dan kaya praktis akan
mengendalikan ekonomi dunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya
karena tidak mampu bersaing.
4.
Apa yang dimaksud dengan
"Pembangunan ekonomi" ? Apa yang mendorong dilakukan pembangunan
ekonomi dan bagaimana perubahan lingkungan yang ditimbulkannya? Diskusikan
dengan dasar observasi bahwa istilah seperti "negara-negara maju" dan
"negara-negara berkembang" tersebut adalah dalam pengertian yang
sangat relatif sebab ambil contoh untuk "negara-negara maju" misalnya
, di negara-negara ini juga sebagian dihuni oleh penduduk miskin yang mempunyai
tingkat standar hidup yang sama dengan mereka yang benar-benar
hidup di negara-negara berkembang !
hidup di negara-negara berkembang !
Pembangunan ekonomi yaitu pembangunan yang bersifat kualitatif,
dimana pembangunan ini menekankan pada perubahan-perubahan dalam struktur
produksi dan alokasi input pada berbagai sektor perekonomian sepertidalam lembaga, pengetahuan, sosial dan teknik,dalam
membentuk masyarakat yang adil, makmur,
dan sejahtera.
Beberapa hal yang dipandang penting dalam pembangunan ekonomi
suatu masyarakat bangsa dan negara yaitu lingkungan, sosial, budaya, teknologi,
dan keahlian. Dalam perspektif geografi, lingkungan memegang peranan dalam
pertumbuhan ekonomi. Dalam perspektif ini, tumbuh kembangnya suatu masyarakat
tergantung pada kondisi lingkungannya. Daerah yang memiliki lingkungan dengan
berlimpah sumber daya alamnya, maka masyarakatnya akan sejahtera. Namun dalam
beberapa kasus tertentu, faktor lingkungan tidak menjadi dominan, perspektif
geografi memandang bahwa kegaalan tersebut dikarena adanya kepentingan politik
dan kekuasaan yang bermain. Seperti halnya kawasan Papua (Indonesia bagian
timur) yang berlimpah tambang dan mineralnya, namun masyarakatnya tidak dalam
keadaan mulia. Suatu kepentingan yang bersifat individualistik dan
primordialistik, dalam perspektif ekologi budaya dipandang sebagai faktor
penghambat pertumbuhan ekonomi pula. Suatu pola adaptasi yang tidak memihak
kepentingan masyarakat dan ketrampilan masyarakat dalam mengolah sumber daya
lingkunganya, atau dalam hal ini adalah faktor sosial dan budaya. Adapun faktor
seperti sumber daya manusia dan teknologi dapat tersediakan dengan mudah di era
globalisasi dan modernisasi.
Perubahan lingkungan dan pembangunan ekonomi
Bagaimana hubungan pembangunan ekonomi terhadap kualitas
lingkungan suatu daerah? Jawabnya sangat berhubungan. Dan yang menjadi
pertanyaan penting adalah bagaimana perubahan lingkungan yang terjadi pada
suatu daerah yang dalam proses pembangunan ekonomi?
Suatu daerah yang menggunakan faktor lingkungan (unrenewable resources) sebagai penentu
suatu pertumbuhan ekonominya, maka jelas kualitas lingkungan berubah. Ekspansi
dan eksplorasi sumber daya lingkungan akan selalu dijalankan tanpa henti. Jika
metode dalam mempertumbuhkan suatu derajat ekonomi masyarakat, demikian, maka
yang terjadi adanya semakin puruknya kualitas lingkungan.
5.
Jelaskan apa yang
dimaksud dengan "kapasitas daya tampung bumi" , juga mengenai
"kapasitas daya tampung kultural" ! Bagaimana keterkaitan kapasitas
tersebut dengan penggunaan (mereka) terhadap sunberdaya terbaharui (renewable
resources) dan sumberdaya tak terbaharui (unrenewable resources), dan mereka
mempunyai corak pertumbuhan penduduk yang bagaimana serta tingkat produktivitas
bahan makan yang bagaimana pula ?
Bumi dan Kultural dalam Kapasitas Daya Tampungnya
Menurut
Botlin dan Keller, kapasitas bumi dipengaruhi oleh gaya hidup masyarakatnya.
Botlin dan Keller melakukan kalkulasi, daya tampung bumi hanya 2,5 milyar
manusia jika cara hidup manusia seperti cara hidup orang Amerika. Namun
cara hidup manusia seperti orang Afrika, daya tampung bumi dapat mencapat 40
milyar manusia. Botlin dan Keller menegaskan, daya tampung sekian itu dengan
catatan tiap orang hanya menggunakan tanah seluas 1,2 hektar.
Merujuk
pendapat Menurut Botlin dan Keller tentang daya tampung bumi dipengaruhi gaya
hidupnya, maka pada dasarnya setiap manusia di muka bumi ini juga memiliki daya
tampung budaya seluas 1,2 hektar. Persamaan analogi daya tampung bumi dan daya
tampung budaya bertemu pada titik gaya hidup. Gaya hidup merupakan potret dari
budaya. Dengan demikian daya tampung bumi sama dengan daya tampung budaya.
Kemudian bagaimana bubungan antara bumi, renewable resources, unrenewable
resources, corak pertumbuhan penduduk, ketahanan pangan, terhadap kapasitas
daya tampung bumi? Dan bagaimana pula hubungan bumi, renewable resources, unrenewable
resources, corak pertumbuhan penduduk, ketahanan pangan, terhadap kapasitas
daya tampung kultural?
Pertanyaan ini akan dijawab dengan logika sebagai berikut.
Sumber daya alam terbarukan sebagai variabel bebas
Sumber daya alam tak terbarukan sebagai variabel terikat
Ledakan penduduk sebagai variabel terikat
Ketahanan pangan sebagai varibel terikat
Variabel yang bebas, cenderung tidak berhubungan langsung dengan
kapasitas daya tampung bumi dan kultural. Selanjutnya variabel terikat
berhubungan langsung dengan kapasitas daya tampung bumi dan kultural.
Dengan demikian, semakin tinggi sumber daya alam, semakin tinggi
pula ledakan penduduk.
Semakin tinggi ledakan penduduk maka semakin tinggi ketergantungan
pangan.
Semakin tinggi ketergantungan pangan maka semakin tinggi kebutuhan
akan ruang bumi.
Semakin tinggi akan kebutuhan kapasitas bumi maka semakin tinggi
kebutuhan akan kapasitas daya tampung kultural.
6.
Diskusikan melalui hasil
observasi bahwa kita hidup dibumi yang secara
geografis kondisnya berbeda-beda. Disitu seringkali ditemukan kondisi yang sangat berlawanan antara keinginan pemenuhan kebutuhan hidup yang diharapkan dengan kondisi lingkungan yang dapat mendukungnya ! Dengan adanya perbedaan tersebut dapatkah kita melakukan redistribusi sumberdaya serta memanfaatkan teknologi baru agar dapat memanfaatkan sumberdaya yang lebihbesar? Bilamana kita telah mencapai batas kapasitas daya tampung planet bumi, apa yang harus kita perbuat dengan adanya pertambahan penduduk yang terjadi?
geografis kondisnya berbeda-beda. Disitu seringkali ditemukan kondisi yang sangat berlawanan antara keinginan pemenuhan kebutuhan hidup yang diharapkan dengan kondisi lingkungan yang dapat mendukungnya ! Dengan adanya perbedaan tersebut dapatkah kita melakukan redistribusi sumberdaya serta memanfaatkan teknologi baru agar dapat memanfaatkan sumberdaya yang lebihbesar? Bilamana kita telah mencapai batas kapasitas daya tampung planet bumi, apa yang harus kita perbuat dengan adanya pertambahan penduduk yang terjadi?
Ketika Lingkungan Menjadi Pelayan Gaya Hidup
Apa jadinya ketika gaya hidup manusia menderu-deru untuk pemenuhan
kebutuhan hidup? Apa jadinya ketika lingkungan menjadi pelayan gaya hidup
masyarakat? Apa jadinya ketika teknologi baru hadir untuk menjawab kondisi
lingkungan yang harus memenuhi kebutuhan manusia? Dan apa jadinya ketika
ledakan penduduk tidak mampu ditampung lagi bumi?
Untuk menjawab problem ekologi, sosial, ekonomi, dan kependudukan,
penulis menggunakan pendekatan ekologi budaya. Ekologi budaya muncul sebagai
hasil kerja Carl Sauer pada geografi dan pemikiran
dalam antropologi. Ekologi budaya mempelajari bagaimana manusia
beradaptasi dengan lingkungan alamnya. Menurut David Kaplan & Robert A.
Manners, adaptasi merupakan proses yang menghubungkan sistem budaya dengan
lingkungannya.
Dahulu, jauh sebelum moderninasasi dan globalisasi mengusai pola
interaksi sosial, hubungan lingkungan dan manusia dalam keadaan lestari. Namun
ketika globalisasi dan modernisasi hadir, tingkat lestari antara lingkungan dan
manusia tidak harmoni. Ragam kebencanaan alam dan menciptakan kebencanaan
sosial kemudian hadir silih berganti.
Adaptasi manusia terhadap lingkungan telah berganti haluan.
Perilaku nerabas menjadi pilihan nomor tunggal dalam rangka memenuhi kebutuhan
setiap anggota masyarakat. Arus globalisasi dan modernisasi inilah yang hingga
kini tertuding (!) karena digunakan sebagai pelayan unsich belaka, bukan menata
keteraturan pola lingkungan dan manusia.
Pandangan manusia, alam sebagai materi satu-satunya yang dapat
meningkatkan kualitas hidup hingga kualitas sosial dan budaya. Paradigma
kebudayaan material menjadi panglima.
Keterbatasan perilaku manusia dalam menguasai alam dijawab
kemudian dengan hadirnya teknologi baru. Keterbatasan berubah menjadi
keterjangkauan. Apa saja bisa dimaterialkan untuk memenuhi kebutuhan sebagai
pelanggengan status dan peran kepentingan sektoral belaka.
Menurut penulis, ragam masalah sosial dan lingkungan muncul,
dipengaruhi oleh “pola adaptasi” manusia dalam menaklukkan alam. Pola adaptasi
inilah yang dalam teori budaya dan lingkungan disebut ekologi budaya. Dimana
suatu perspektif yang menjelaskan pola adaptasi manusia dalam memaknai alam.
Permasalahannya adalah adanya gaya hidup tunggal yaitu hedonistik
yang harus dipenuhi dengan keadaan lingkungan yang berbeda. Bagi manusia yang
hidup pada lingkungan berlimpah sumber daya alam, akan menjadi mudah
terpenuhinya kebutuhan manusianya. Namun bagi manusia yang hidup di lingkungan
yang miskin akan sumber daya alamnya, maka akan menjadi problem. Namun keduanya
dalam jangka pendek dan pasti dalam jangka panjang yang menuai problem
lingkungan yang maha dahsyad.
Untuk itu perlu adanya pola adaptasi yang terbarukan. Pangkalnya
adalah nilai-nilai budaya yang menciptakan manusia dan alam jauh dari
malapetaka. Jika tidak dilakukan rekayasa sosial budaya, termasuk masalah
ledakan penduduk akan menjadi problem yang tidak terkendali di kemudian.
Akankan ledakan penduduk yang tidak mampu lagi ditampung bumi
harus diungsikan ke planet lain? Jika planet lain telah penuh sesak karena
tingkah perilaku pola adaptasi yang eksploratif dan hedonistik, akankah juga
akan diungsikan ke planet lain lagi? Tentu memindahkan manusia ke alam selain
bumi, tidak menjadi pilihan yang santun.
Untuk itu perlu adanya pola adaptasi yang mampu mengantarkan
kelestarian antara alam dan manusia. Pola adaptasi tidak menjadi mulia, jika
hanya menjadi pelayan gaya hidup manusia.
7.
Bagaimanapun dan apapun
pandangan kita menghadapi kehidupan manusia di bumi serta kondisi lingkungan
secara global, yang jelas kita harus sepakat mengenai perlunya untuk
memperbaiki cara-cara hidup kita, interaksi dengan lingkungan serta
cara-cara kita mengkonsumsi. Diskusikan mengenai bagaimanadan dengan cara apa
yang harus dilakukan oleh komunitas global, baik merekasebagai konsumen,
pemimpin, pendidik / guru, maupun sebagai pengambil keputusan !
Masa depan kehidupan manusia dan lingkungan
Bagaimana masa depan kehidupan manusia dan kecenderungan
lingkungan saat ini? Bagaimana peran setiap manusia dengan status dan peran
yang berbeda dalam memandang masa depan kehidupan manusia dan lingkungannya?
Berikut pandangan penulis tentang dua masalah di atas.
Pada bagian ini, akan digunakan perspektif tentang kerangka nilai
dari Cluckhohn yang di Indonesia banyak dipublikasikan oleh antropolog
Koentjaraningrat. Salah satu dari lima kerangka nilai tersebut adalah
tanggapan mengenai hakikat alam (MA). Variainya: masyarakat Industri
memiliki pandangan bahwa manusia itu berada di atas alam, sedangkan masyarakat
agraris memiliki pandangan bahwa manusia merupakan bagian dari alam.
Dengan pandangannya terhadap alam tersebut, masyarakat industri memiliki pandangan
bahwa manusia harus menguasai alam untuk kepentingan hidupnya, sedangkan
masyarakat agraris berupaya untuk selalu menyerasikan kehidupannya dengan alam.
Tentu dari perspektif Cluckhohn di atas akan melahirkan dua
kekuatan besar akan hubungan manusia dengan alam. Pertama, kekuatan masyarakat
industri untuk menguasai alam untuk dijadikan instrumen transaksi ekonominya.
Sedangkan kekuatan kedua adalah masyarakat agraris menjunjung tinggi
keselarasan alam yaitu hidup saling berdampingan.
Namun pada saat ini tercerung terbentuk kelompok masyarakat
industri global sebagai pemegang kendali ekonomi masyarakat agraris. Sedangkan
penjaga lestari alam (masyarakat agraris) sebagai kelompok peri-peri yang tidak
berdaya dan harus takluk dengan pemegang ekonomi global. Dengan demikian
lingkungan hidup semakin terancam dan berdampak pada eksistensi hidup manusia
itu sendiri.
Jika terjadi demikian, peran apa yang perlu dilakukan pada
tiap-tiap status dalam struktur sosial?
Terdapat tiga status yang memerankan kondisi tersebut, yaitu pemimpin,
konsumen, dan pendidik / guru. Para pemimpin dalam setiap pengambilan keputusan
harus mengarusutamakan pengelolaan untuk kelestarian hidup dan lingkungan,
bukan suatu kepentingan kekuasan dan penguasaan lingkungan. Dalam mengkonsumsi
sumber daya alam, para konsumen juga harus mengutamakan kebutuhan pangan, bukan
konsumsi berlebihan tanpa batas. Bukan sebaliknya, malah mengkonsumsi
sebanyak-banyaknya sebagai simbol kelas sosial atas, bukan itu. Selanjutnya
para guru harus mensosialisasikan, mengenkulturasikan, dan menginternalisasikan
pola hidup lestari antara manusia dengan lingkungan hidup.
Dengan demikian, masa depan
lingkungan hidup beserta manusia mendapatkan pemuliaan antar sesama.
Para guru, pendidik, dosen, pemerintah, dan masyarakat jangan
pura-pura tidak tahu. Semua elemen harus berperan aktif dalam menanggapi
perubahan lingkungan yang cenderung merusak lingkungan. Suatu suhu yang panas,
tidak hanya disebabkan satu kegiatan di wilayah tertentu, tapi semua wilayah
berkontribusi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar