Kamis, 09 Mei 2013

BERJUANG MENJADI WIRAUSAHAWAN


TUGAS INDIVIDU
RESENSI BUKU
Disusun guna memenuhi tugas mata kuliah Perspektif Sejarah
Dosen Pengampu : Prof. Dr. Wasino, M.Hum


Disusun Oleh
Sri Lestari ( 0301512006 )


PROGRAM PASCA SARJANA
PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

RESENSI BUKU
BERJUANG MENJADI WIRAUSAHAWAN : Sejarah Kehidupan Kapitalis Bumi Putra Indonesia


Judul Buku      :  BERJUANG MENJADI WIRAUSAHAWAN : Sejarah    Kehidupan Kapitalis Bumi Putra Indonesia

Penerbit              : Unnes Press

Tahun Terbit       : 2008

Tebal Buku         : 73 halaman

           






A.    Pendahuluan
Buku berjudul Berjuang Menjadi Wirausahawan : Sejarah Kehidupan Kapitalis Bumi Putra Indonesia sangat menarik untuk dibaca dan disimak. Sebagai buku yang bercerita tentang kehidupan kapitalis bumi putra, buku ini memberikan sebuah inspirasi yang sangat besar kepada para pembacanya. Betapa pada jaman dulu tokoh – tokoh bumi putra sudah mampu menyelenggarakan suatu kegiatan ekonomi yang sangat menakjubkan pada masa itu. Meskipun buku ini tidak terlalu tebal tapi kupasanya sangat lugas, tajam, dan tidak bertele – tele.
Buku ini meskipun hanya sebuah buku parsial yang mengupas sebagian kecil saja dinamika sejarah sosial Ekonomi Indonesia tapi tetap memberikan manfaat yang besar. Apalagi buku mengambil contoh di Jawa,  di mana kita harus mengetahui sejarah local kita sendiri untuk memetakan masa depan kita.  Kita menjadi tahu bahwa kehidupan kapitalis tak seburuk apa yang kita kira selama ini.
Buku ini terbagi dalam lima bab. Bagian pertama berisi tentang konsep – konsep dasar kapitalisme. Pada bagian ini dilakukan pemetaan tentang asal usul, tipologi,  dan dampak dari kapitalisme. Bagian kedua berisi tentang tentang perkembangan kapitalisme awal nusantara. Kapitalisme yang berasal dari dunia perdagangan antar pulau dan antar Negara yang akhirnya harus runtuh akibat masuknya kapitalisme barat dan dilanjutkan dengan penjajahan. Bab tiga menceritakan tokoh kapitalisme bumi putra di pantai utara Jawa yaitu NitiSemito. Ia merupakan sosok pengusaha Bumiputra yang tak menyerah dalam cengkraman system kapitalisme barat. Bagian empat menceritakan tentang sosok Mangkunegara IV yang tampil sebagai pengusaha Jawa di jaman penjajahan Belanda. Ia dengan gigih tidak menyerah pada desakan pemuda swasta asing ketika itu dan berhasil membawa keunggulan pabrik gulanya. Bagian lima atau bagian akhir bab  memuat tentang simpulan dan saran. NIlai yang dapat dipetik dari sejarah kewirausahaan Indonesia diungkap pada bagian ini.
B.     Ringkasan Isi Buku
1.      Bab I
Kapitalisme pernah menjadi istilah yang sangat dibenci oleh para pejuang nasionalis Indonesia seperti Soekarno Hatta, Cipto Mangunkusumo dsb. Ketika itu kapitalisme diidentikkan dengan kolonialisme yang menghisap kekayaan rakyat Indonesia untuk kepentingan negri penjajah. Akibatnya negri terjajah tinggal menerima limbah kemelaratan akibat kapitalisme kolonialisme ini. Tetapi kini kapitalisme telah merambah sampai ke pedesaan Indonesia termasuk yang dahulu dianggap terisolasi. Kapitalisme tidak hanya hidup dan berpengaruh terhadap masyarakat perkotaan tapi juga masyarakat pedesaan.
Max Weber mengungkapkan bahwa kapitalisme itu ditentukan oleh orientasi kegiatan ekonomi yang ditandai dengan pengejaran keuntungan ekonomi secara rasional ( sistematik dan penuh perhitungan ) dengan menggunakan sarana ekonomi semata – mata. Sementara itu Karl Max mengatakan bahwa kapitalisme itu ditentukan oleh motif atau orientasi kaum kapitalis. Apapun motif yang mereka sadari sebenarnya mereka didorong oleh logika system ekonomi untuk memupuk modal. Kapitalisme menurut pandangan Mark adalah suatu bentuk masyarakat kelas yang  distrukturkan secara khusus, yang di dalamnya manusia diorganisir untuk memproduksi kebutuhan hidup. Sementara itu Dobb mengemukakan bahwa kapitalisme merupakan satu system ekonomi yang didasarkan pada buruh upahan yang terlepas dari sarana produksi. Akhirnya Ruth mc Vey mendefinisikan konsep kapitalisme itu dengan cara yang lebih sederhana yakni sebuah system yang menggunakan alat – alat produksi berada  di tangan sector swasta untuk menciptakan laba yang sebagian besar dari laba itu ditanamkan kembali guna memperbesar kemampuan menghasilkan laba
Menurut Max Weber dalam bukunya The Protestan Ethic and The Spirit of Capitalism mengemukakan teori  bahwa munculnya kapitalisme di Eropa dan Amerika itu didorong oleh factor budaya yakni semangat yang bersumber pada nilai – nilai atau etos protestan. Perjuangan mencari nafkah tidak dianggap sebagai beban tapi sebagai perjuangan untuk ditransformasikan ke dalam panggilan Tuhan yang memandang kerja keras sebagai kegiatan moral dan vital. Sedangkan Karl Mark menekankan factor structural sebagai penentu munculnya kapitalisme yaitu terjadinya perubahan cara produksi dari masyarakat feudal ke masyarakat kapitalis. David Mc Clelland mengemukakan munculnya kelompok entrepenuer adalah karena adanya motivasi yang tinggi untuk berprestasi atau need for achievement. Geertz menggunakan konsep rasionalitas dan etika ekonomi dalam memahami muncul dan perilaku kapitalisme di Jawa Bali, dengan mengambil kasus masyarakat santri di Jawa Timur dan kelompok bangsawan di Tabanan Bali.
Kapitalisme yang semula berkembang di Negara Eropa Barat itu kemudian meluas ke Negara – Negara Asia Afrika dan Amerika Latin seiring dengan proses penjajahan. Dalam kasus Hindia Belanda menurut Sartono Kartodirjo dan Joko Suryo hubungan colonial itu berpangkal pada dominasi, eksploitasi, dan ekstrasi, diskriminasi  , dan dependensi. Kapitalisme ini disebut kapitalisme pinggiran. Di Indonesia munculnya kapitalisme pinggiran ini ditandai dengan berdirinya perusahaan Negara NHM, tahun 1825 dan Javasche Bank tahun 1828yang disertai dengan investasi Negara dalam kegiatan – kegiatan ekonomi. Konsep ini dilembagakan dalam bentuk system tanam paksa. Dalam perjalanan kapitalisme ini mayoritas petani akan berubah manjadi proletariat
Boeke  mengemukakan bahwa dampak kapitalisme terhadap masyarakat Asia adalah terjadinya perubahan masyarakat menjadi belah dua dalam bidang ekonomi. Burger selanjutnya mengemukakan bahwa kolonialisme memiliki dampak yang lebih luas pada masyarakat Jawa yang disebutnya sebagai perubahan struktur. Tapi Thee Kian Wie dan John Melor mengemukakan bahwa industry perkebunan dapat pula mendorong perkembangan suatu daerah melalui berbagai peluangekonomi yang dimunculkan industry perkebunan memungkinkan terciptanya sejumlah lapangan kerja baru bagi masyarakat
2.      Bab II  
Jaringan dagang antara orang – orang Indonesia dengan komunitas pedagang internasional sudah ada jauh sebelum masuknya Islam ke Nusantara. Tapi dengan adanya monopoli VOC dalam bidang perdagangan maka peranan orang Indonesia dalam perdagangan global menjadi merosot. Kolonialisme dan Imperialisme barat dalam arti penjajahan sesungguhnya tidak seragam atas seluruh wilayah Indonesia. Sejumlah buku pelajaran yang menyebutkan bahwa penjajahan barat di Indonesia berlangsung selama 3, 5 abad sama sekali tidak relaistis. Ketika bangsa – bangsa barat di Nusantara pada kurun niaga  hubungan antar Negara di Nusantara dengan bangsa barat itu umumnya masih hubungan dagang. Baru setelah hubungan dagang tidak seimbang maka lahirlah monopoli perdagangan yang dilakukan oleh para pedagang – pedagang barat tersebut. Sedangkan luar Jawa banyak daerah yang tak tersentuh VOC.
      Sistemtanam paksa telah menguntungkan bangsawan elit desa. Tapi rakyat menjadi tertindas. Tanam paksa juga berdampak positif juga antara lain memberikan kesempatan penduduk desa untuk menjadi karyawan upahan. Akibat tanam paksa muncul kelas – kelas tertentu di penduduk. Dengan tanam paksa ekonomi negri Belanda menjadi stabil. Keadaan rakyat yang makin menderita ini memunculkan keprihatinan kaum oposisi untuk memperbaiki nasib daerah jajahan, yang kemudian dikenal dengan politik etis.
3.      Bab III
Bab ini menceritakan tentang Nitisemito, pengusaha rokok sukses yang berasl dari Kudus. Di kalangan orang Jawa menjadi pengusaha sesungguhnya bukan hal yang baru. Para wirausahawan bumiputa telah memiliki nilai tawar yang tinggi di hadapan kelas kapitalis – kapitalis asing seperti Cina, India, Persia, dan Barat
            Dalam bab ini diungkapkan bahwa kapitalisme merupakan gejala umum dunia yang berkembang baik di dunia Eropa maupun Asia.  Selam penjajahan Belanda  jiwa kapitalisme di kalangan anak negri belum hilang. Nitisemito merupakan salah satu bentuk kapitalis bumi putra yang handal. Munculnya kapitalisme ditentukan oleh banyak factor ada yang karena etos keagamaan ada yang karena factor tatanan sosial masyarakatnya. Nitisemito sebagai kapitalis bumiputra terbentuk karena factor lingkungan tempat tinggal, keluarga, dan lingkungan tempat kerja. Kinerja kapitalisme bumi putra Nitisemito merupakan kapitalisme keluarga yang berbeda dengan kapitalisme modern. Perkembangan rokok kretek di Kudus sekarang memiliki jalinan historis dengan rokok kretek Nitisemito  baik jalinan structural maupun cultural.
4.      Bab  IV
Bab ini mengemukakan mengenai raja Mangkunegara IV yang mempunyai jiwa wirausaha yang tinggi. Ia mendirikan pabrik gula dengan peralatan modern dan system sdministrasi modern. Ia juga telah memikirkan promosi rokoknya dengan berbagai usaha baik langsung dan tidak langsung. Promosi ini telah dimasukkan dalam biaya produksi. Ia mulai menarik tanah – tanah yang disewakan pada pihak asing untuk datarik dan ditanami tebu serta didirikan pabrik . Ia berpikit bahwa  dengan hal ini akan membawa keuntungan lebih pada praja nya.
  Tradisi wirausaha di kalangan bangsawan bumiputra tidak hilang sama sekali, ketika dominasi politik Jawa berada di tangan Belanda dan ekonomi di tangan pengusaha swasta barat. Salain factor structural berupa lingkungan ekonomi perkebungan yang telah berkembang di wilayahnya dan konstelasi politik di wilayah Praja Kejawen, munculnya industry gula Mangkunegaran juga disebabkan factor kreativitas Mangkunegaran IV untuk mencari alternative sumber pendapatan praja. Mode produksi industry gula Mangkunegaran pada masa Mangkunegara IV, merupakan campuran antar mode produksi feodalistik dan kapitalistik
5.      Bab V
Pada bab ini menceritakan tentang pemikiran Jawa secara umum. Yang dianggap orang berharga  adalah jika menjadi pemimpin, priyayi, kasta ksatria, atau brahmana. Di luar itu dianggap berkedudukan rendah, seperti kasta waisya dan sudra. Berdasarkan anggapan itulah, maka banyak orang tua Jawa di masa lampau menghendaki agar anak – anaknya menjadi priyayi dan tak pernah bercita – cita menjadi pedagang atau pengusaha.
  Hancurnya kapitalisme bumi putra dari kalangan bangsawan di pesisir utara Jawa sejak abad ke XVII secara umum telah melahirkan stagnasi kewirausahaan di kalangan orang Jawa.  Akan tetapi bukan berarti jiwa wirausaha mereka sama sekali mati.
C.                Kelebihan buku
Ada beberapa kelebihan buku yang ditulis oleh Prof. Wasino ini. Meskipun buku ini hanya buku parsial dan tidak tebal tapi teori, konsep – konsep disajikan secara lengkap. Sehingga penulis bisa menganalisa sangat tajam mengenai 2 contoh wirausaha yang ditampilkan.  Penyajian buku ini disajikan dengan sangat runtut. Mulai dari teori dan konsep – konsep umum sampai dengan contoh kongrit
   Buku ini menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami sehingga ketika membaca  buku ini saya cepat menangkap maksud kandungan isinya. Buku ini telah menyajikan 2 tokoh Jawa yang sangat penting sehingga kita teras dekat dengan buku ini karena latar , tokoh adalah orang yang dekat dengan dunia kita.
   Buku ini telah menjadi salah satu literatu yang sangat bagus. Karena di Indonesia jarang sekali menulis buku tentang sejarah ekonomi. Jika dibandingkan dengan buku tulisan Sartono Kartodirjo dan Djoko Suryo yang berjudul  Sejarah Perkebunan di Indonesia kajian sosial ekonomi , buku karya Prof Wasino ini tak kalah menarik. Justru lebih mudah dipahami. Dalam bukunya Kartodirjo  kurang dalam membahas dinamika kehidupan masyaraktnya. Konflik – konflik yang  terjadi di masyarakat tidak terlalu menonjol dibahas.  Sehingga buku Kartodirjo terkesan hanya sebagai rangkuman saja, kurang tajam dalam analisa. Berbeda dengan tulisan Prof Wasino, buku ini disertai dengan analisa yang cukup tajam, makanya di depan sudah ditampilkan teori – toeri tentang konsep kapitalisme. Buku yang ditulis Prof Wasino ini begitu proporsional dalam memandang suatu kasus. Tidak hanya Indonesia sentries, tapi Prof wasino bisa menempatkana diri sebagi sejarawan handal dan jauh dari kesan subyektifitas. Maka ia selalu mengungkapkan kelebihan dan kekurangan dalam memandang suatu hal. Seperti diungkapkan bahwa penjajahan Indonesia berlangsung 3,5 abad, menurutnya sudah sangat tidak rasional.

   Dalam buku ini kita bisa melihat bahwa orang Indonesia termasuk orang Jawa dapat dan perlu menjadi kapitalis. JIka banyak orang Indonesia yang sukses menjadi pengusaha, maka akan memungkinkan makin sedikitnya modal asing yang masuk ke Indonesia karena modal dari dalam negeri dapat dikembangkan oleh anak negri. Melalui cara ini maka ketergantungan pada kapitalisme asing dapat dikurangi sehingga harga diri bangsa di mata dunia menjadi terangkat. Jadi harga diri tidak harus jadi pejabat, guru, tapi juga wirausahawan. Buku ini bisa digunakan untuk referensi tidak hanya di kalangan pecinta sejarah, tapi juga seharusnya pelaku bisnis saekarang bisa belajar dari sejarah. Bagaiman Mangkunegara IV pada saat itu sudah mempunyai pola  pemikiran yang begitu hebat.
D.    Kekurangan buku
Sayang sekali buku sebagus ini masih banyak sekali kesalahan tulisan. Meskipun ini bukan hal yang krusial tapi sangat menganggu sekali ketika saya membacanya. Bisa jadi tulisan yang salah ini bisa menimbulkan salah tafsir bagi pembacanya. Untuk hasil cetakan juga kurang bagus , terlihat buram sehingga kurang enak dibaca
E.     Saran
Saran terhadap buku ini antara lain harus ada pembenahan dalam kesalahan tulisan sehingga pembaca tidak terganggu dengan banyaknya tulisan yang salah ini. Kualitas cetakan juga harus diperbaiki sehingga buku ini semakin bagus. Kemudian akan lebih bagus lagi jika isi dalam buku ini direvisi lagi dan  disinggung mengenai perbandingan kewirausahaan di luar pulau Jawa untuk menambah kekayaan buku ini. Juga bagaimana kapitalisme di luar Pulau Jawa. Karena judulnya masih sangat luas lingkup spasialnya, kecuali jika judulnya dipersempit wirausahawan di Pulau Jawa saja.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar